|
adisumaryadi.com |
Semester 7 merupakan persiapan
proses pembuatan mahakarya seorang
sarjana hukum, yaaa skripsi. Dalam semester ini untuk mahasiswa ilmu hukum
diberikan matkul metode penelitian dan penulisan hukum. Banyak sekali gangguan
yang didapat baik internal maupun eksternal, akhirnya gw nyari tips-tips agar
skripsi selesai dengan baik, tepat waktu. Gw nyelam di gugel akhirnya nemu tips
dari hukumonline.com. langsung baca aja deh yaaaa! Suksessss!
Pertama, pilih tema sesuai dengan
minat dan keinginan. Indri Tedja Tyasning, alumni FH Universitas Gajah Mada
(UGM), menjelaskan dalam mengerjakan skripsi kesulitan biasanya ada saat ingin
memulai. Juga keinginan bagaimana caranya supaya tidak mirip dengan penelitian
yang sudah ada, sehingga sangat dibutuhkan untuk menentukan tema atau topik
yang diminati agar pengerjaannya lebih mudah.
"Mau bikin paragraf pertama susah banget, sehingga perlu
tentukan tema atau topik apa yang jadi minat dan menjadi keinginan kamu yang
ingin diteliti sehingga akan lebih mudah dalam melakukan pengerjaannya,”
katanya, Senin (2/2).
Indri berpendapat, skripsi yang
baik adalah yang bisa merangkum permasalahan yang ada di sekitar. Dia mengaku
suka melihat penulisan-penulisan yang membahas hal yang tidak terlalu rumit,
seperti implementasi peraturan daerah. Dan yang menggunakan pendekatan lain
selain hukum. Contohnya, pendekatan sosio-yuridis, juga historis,” ujarnya.
Kedua, perbanyak referensi.
Menurutnya, referensi bisa didapatdari berita, buku, jurnal, dan juga wawancara
narasumber. Dengan banyaknya referensi maka akan semakin kaya untuk melakukan
perumusan masalah.
“Walaupun ternyata banyak juga
narasumber yang sulit untuk ditemui. Rajin-rajin bawa buku dan mencari sumber
untuk referensi. Saat memulai skripsi aku coba menulis lagi latar belakang
secara singkat. Yang penting tidak copy paste saja,” tambahnya.
Ketiga, tidak bertele-tele. Dia
menyarankan ketika skripsi sudah masuk ke bab pembahasan, sebaiknyalangsung
menulis to the point.
“Inti dan jawaban dari rumusan masalah apa. Jangan
terlalu banyak 'muter muter'. Dikasih referensi, acuan kayak kutipan sangat perlu tetapi seperlunya saja,”
katanya.
Keempat, menjaga keaslian.
Menurut Indri, bila ada penelitian yang sebelumnya sama, di bab keaslian
penelitian sebaiknya dicantumkan.
“Dijabarkan bedanya di mana perbedaannya yang
ada,” jelasnya.
Kelima, rajin bertemu Dosen Pembimbing
Skripsi. Indri mengatakan, banyaknya tantangan yang dihadapi selama mengerjakan
skripsi sebaiknya dikonsultasikan ke dewan pembimbing skripsi. Bertemu dengan
dosen pembimbing akan menghasilkan revisi bagi skripsi yang dibuat.
Menurut Indri, hal itu bagus
karena revisi akan membuat mahasiswa giat belajar. Mahasiswa kembali dituntun
untuk memenui kekurangannya. Dan dosen pembimbing skripsi paling tahu
kekurangan itu. Revisi juga jadi cara supaya mahasiswa konsultasi terus dengan
dosennya.
“Rata-rata yang skripsi itu udah
habis kuliah teorinya, sudah selesai dengan mata kuliah yang menjadi landasan
dari skripsi tersebut. Kecuali kalau ada ngulang. Jadi sangat dibutuhkan untuk
mengatur waktu. Dan yang terpenting jangan lost contact sama pembimbing skripsi,”
jelas Indri.
Keenam, fokus dan tidak pantang
menyerah dalam menyelesaikan skripsi. Muhammad Ridho, Alumni Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya mengatakan, mahasiswa yang sedang menulis skripsi
sebaiknya memanfatkan waktu sebaik mungkin dan fokus terhadap pengerjaan
skripsi. Menurutnya, sangat fokus dibutuhkan untuk membuat timeline dalam
mengerjakan skripsi.
“Sering ke kampus untuk diskusi
dengan dosen pembimbing, sharing dengan teman yang sudah selesai mengerjakan
skripsi, manfaatkan waktu sebaik mungkin dan harus mencari motivasi sehingga
tidak mudah pantang menyerah dalam mengerjakan skripsi,” jelasnya.
Labels: kampus